Pesan dalam botol adalah pesan yang ditulis tapi tidak ditujukan kepada orang tertentu atau bisa dikatakan siapa yang akan membacanya belum diketahui, pesan dalam botol ini dilakukan dengan memasukkan pesan tertulis di dalam wadah (biasanya botol) dengan tutupannya yang kedap air dan membuangnya ke laut atau samudra. mungkin saja ada orang yang memungut botol tersebut dan membaca pesan yang ada di dalamnya. Pesan tidak ditujukan kepada orang tertentu, arus laut diharapkan dapat membawa botol ke tempat yang jauh.
Imajinasi orang bisa melayang jauh bila menemukan botol apalagi yang berisi pesan di pantai. Orang yang terdampar di pulau yang jauh mungkin saja
menulis pesan dan memasukkannya ke dalam botol untuk meminta pertolongan. Tapi orang iseng bisa juga menulis pesan di secarik kertas sekadar ingin mengetahui seberapa jauh botol akan dibawa arus dan gelombang. Ada juga orang yang ingin mencari teman baru di tempat yang jauh. Orang sebetulnya dilarang membuang botol di laut. Di hampir semua negara di dunia, membuang sampah ke laut merupakan tindakan yang dikenakan denda tinggi hingga hukuman kurungan.
Dalam sejarah, penggunaan pesan dalam botol dilakukan pertama kali oleh seorang filsuf Yunani Kuno yang bernama Theophrastus untuk membuktikan bahwa laut Mediterania memiliki arus menuju Samudera Atlantik. Theophrastus diperkirakan melakukan pesan dalam botol tersebut sekitar tahun 310 SM. Hal tersebut kemudian terbukti dan ia mendapat balasan dari pulau sekitaran samudera Atlantik. Kemudian cara tersebut menjadi trend di kalangan masyarakat pelaut atau pesisir laut.
Christopher Columbus-pun pernah melakukannya, dalam perjalanan pulang ke Spanyol setelah menemukan dunia baru, kapal Christopher Columbus dilanda badai hebat. Takut dirinya bakal tidak selamat, Columbus memasukkan laporan penemuan dunia baru ke dalam tong kayu bekas minuman anggur dan membuangnya ke laut. Di dalam botol juga ditulis pesan agar penemunya menyerahkan laporan yang ditulis Columbus kepada Ratu Spanyol. Tong kayu yang disegel agar tidak bocor berhasil ditemukan sekitar 300 tahun kemudian.
Ilmuwan oseanologi pun sering menggunakan pesan dalam botol yang dibuang dan mengikuti pola perjalanan sampah yang dibawa arus laut untuk mempelajari arus laut. (Berbagai sumber)
menulis pesan dan memasukkannya ke dalam botol untuk meminta pertolongan. Tapi orang iseng bisa juga menulis pesan di secarik kertas sekadar ingin mengetahui seberapa jauh botol akan dibawa arus dan gelombang. Ada juga orang yang ingin mencari teman baru di tempat yang jauh. Orang sebetulnya dilarang membuang botol di laut. Di hampir semua negara di dunia, membuang sampah ke laut merupakan tindakan yang dikenakan denda tinggi hingga hukuman kurungan.
Dalam sejarah, penggunaan pesan dalam botol dilakukan pertama kali oleh seorang filsuf Yunani Kuno yang bernama Theophrastus untuk membuktikan bahwa laut Mediterania memiliki arus menuju Samudera Atlantik. Theophrastus diperkirakan melakukan pesan dalam botol tersebut sekitar tahun 310 SM. Hal tersebut kemudian terbukti dan ia mendapat balasan dari pulau sekitaran samudera Atlantik. Kemudian cara tersebut menjadi trend di kalangan masyarakat pelaut atau pesisir laut.
Christopher Columbus-pun pernah melakukannya, dalam perjalanan pulang ke Spanyol setelah menemukan dunia baru, kapal Christopher Columbus dilanda badai hebat. Takut dirinya bakal tidak selamat, Columbus memasukkan laporan penemuan dunia baru ke dalam tong kayu bekas minuman anggur dan membuangnya ke laut. Di dalam botol juga ditulis pesan agar penemunya menyerahkan laporan yang ditulis Columbus kepada Ratu Spanyol. Tong kayu yang disegel agar tidak bocor berhasil ditemukan sekitar 300 tahun kemudian.
Di abad ke-16, Angkatan Laut Inggris dan juga angkatan laut negara lain menggunakan pesan dalam botol untuk mengirimkan informasi ke pantai tentang posisi musuh. Di zaman Ratu Elizabeth I bahkan sampai ada jabatan "Pembuka gabus pesan dalam botol samudra" (Uncorker of Ocean Bottles). Orang biasa yang sembarangan membuka pesan dalam botol bisa dihukum mati.
Pada bulan Mei 2005, 88 orang imigran yang kapalnya karam berhasil diselamatkan di lepas pantai Kosta Rika. Para imigran sempat memasukkan pesan SOS di dalam botol dan mengikatkan botol tersebut di jaring kapal nelayan yang kebetulan lewat.
Ilmuwan oseanologi pun sering menggunakan pesan dalam botol yang dibuang dan mengikuti pola perjalanan sampah yang dibawa arus laut untuk mempelajari arus laut. (Berbagai sumber)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar