Akhir-akhir ini beredar dibanyak sosial media dan berbagai jaringan diskusi online maupun offline warga masyarakat di NTT maupun di luar NTT bahwa NTT berpotensi diguncang gempa dasyat disertai tsunami.
Screenshot Chat Pribadi di Aplikasi Whatsapp. |
Berita ini muncul berawal dari suatu diskusi offline yang menghadirkan narasumber seorang Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami dari BMKG Pusat (Bapak Dr. DARYONO, S.Si, M.Si). Potongan materi dan pernyataan bapak Daryono lantas dijadikan berita oleh sebuah media online, dan berita ini menjadi cukup viral di kalangan warga NTT.
Saya sendiri mendapatkan banyak pertanyaan oleh banyak
teman dan kenalan dari berbagai kalangan, tentang kebenaran berita ini. Untuk
itu, tulisan ini adalah jawaban saya untuk semua pertanyaan yang ada, baik
sejak seminar dan berita itu dirilis, hingga saat ini, dan kedepannya jika
masih ada yang mempunyai pertanyaan.
Berita itu mangulas tentang potensi bencana di NTT namun spesifikasi wilayah detail terdampak hanya 1 wilayah (itupun sebuah desa di Kabupaten Flores Timur).
Screenshot Chat di WA Grup pada Aplikasi Whatsapp. |
Potensi gempa yang berasal dari megatrust ini sesungguhnya bukan hanya mengancam NTT, namun mengancam seluruh wilayah pantai selatan Indonesia mulai dari Aceh (Sumatera) – Jawa – Bali - NTB - NTT hingga Maluku tenggara.
Gambar di_foto ulang dari Google |
Megathrust
sendiri adalah daerah pertemuan antar lempeng tektonik Bumi di lokasi zona
subduksi. Lempeng tektonik Bumi bisa mencapai ribuan kilometer dan
menjadi dasar benua dan samudra. Terkadang lempeng tersebut bertabrakan satu
sama lain atau satu lempeng didorong ke bawah lempeng yang lain di zona
subduksi. Zona subduksi adalah zona pertemuan antar lempeng tersebut.Jika sejumlah lempeng tektonik bertemu (Ada
pergerakan disitu), maka gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, dan tanah
longsor yang kuat dapat terjadi di suatu lokasi. Pergerakan lempeng di zona
subduksi memiliki kecepatan 2-8cm per_tahun berdasarkan data penelitian Badan
Survey Geologi Amerika Serikat (USGS).
Nah, disepanjang daerah selatan Indonesia, terdapat zona subduksi antara
lempeng Indo-Australia (di selatan) dan lempeng Eurasia (di utara), lokasinya berada
di dasar laut (di Google Maps ditandai garis tegas yang menunjukan perubahan
warna laut di selatan Indonesia). Sehingga potensi bencana itu mengancam
seluruh wilayah selatan indonesia. Namun kapan waktu kejadian dan besaran
gempanya tidak bisa diprediksi.
Boleh ada pemodelan yang dibuat oleh BMKG, namun jika informasi hasil pemodelan
itu dipublikasikan, adabaiknya harus dilengkapi dengan berbagai data pendukungnya,
seperti peta lokasi pemodelan, wilayah terdampak, data berbagai simulasi, dan
data lainnya. Data tidak bisa ditampilkan hanya sebagian, hal ini dapat
meresahkan warga karena tidak mendapatkan informasi secara menyeluruh.
Kemungkinan
bencana itu ada, namun jika dihubungkan dengan gempa-gempa kecil yang sering terjadi
saat ini, maka gempa besar yang dimaksudkan itu kecil kemungkinan untuk terjadi
karena tenaganya sudah terbagi dalam gempa-gempa kecil tersebut.
Sehubungan dengan salah satu wilayah terdampak
berdasarkan hasil pemodelan di
kabupaten Flores Timur itu, saya mempertanyakan kebenaran berita ini, karena wilayah
jauh zona subduksi ( Anatara lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia) dan informasi itu
tidak dilengkapi data pemodelannya. Mana mungkin besar gelombang di wilayah
kepulauan tertutup justru lebih besar dari wilayah terbuka (Bandingkan potensi
bencana di Tiwatobi dan di Labuan Bajo berdasarkan data di berita). Potensi
adanya tsunami di wilayah itu justru bisa terjadi jika adanya letusan gunung
Batutara dari pulau Komba yang dasyat sampai menghancurkan sebagian badan
gunung.
Kesimpulannya, berita itu akan benar jika dilengkapi data yang detail, masyarakat perlu diedukasi, bukan ditakuti, yang namanya edukasi membutuhkan informasi, data, dan contoh kasus yang bisa dipahami oleh masyarakat umum.
Potensi bencana di sekitar kita akan selalu ada dari berbagai sumber bancana, adabaiknya kita selalu waspada, dan selalu bersiap untuk yang terbaik dalam situasi yang terburuk sekalipun.
Salam.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar